Deskripsi
Ruang Kita, Kumpulan Puisi Ludovika Syamsudin memuat tulisan-tulisan reflektif perziarahan hidup Lodevika Endang Sulastri sebagai penghayat selibater awam dengan semangat spiritualitas Hati Kudus Yesus. Jatuh bangun perjalanan hidup, relasi masa lalu yang membayangi, kasih Tuhan yang menyertai, kepasrahan kepada penyelenggaraan Tuhan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan hidup, dinamika relasi pekerjaan, pergumulan batin, ketegangan gejolak hasrat dan kesadaran diri mewarnai puisi-puisi dalam buku ini.
Daftar Isi
Pertarungan
Yang Menancapkan belati
Mendaki di Jalan Salib
Sepiku ...
Tunggulah Sejenak
Kami Yang Merdeka
Berbagi Cerita
Masih Ada Api
Tugas Suci
Pagi di Bulan Rosario
Menyambut nuansa baru
Mereka anak bangsa ...
Hidupku di Tangan-Mu
Bapa Kami
Ketika ku tak bisa berkata
Kecupan Kematian
Pater Dehon
Waktunya Telah Tiba
Sunyiku datang
Aku Hadir untuk Cinta-Mu
Kabar Sukacita
Haruskah Aku
Dalam senyapku ...
Dalam senja cerah ...
Dunia Baru
Tamuku senjaku ...
Kutulis Sebaris Mantra Untukmu
Ruh yang bercerita
Heningku ...
Masih Ada Ruang
Menuju Midlife
Sebaris Cinta di Ujung Senja
Melepas kenangan
Di Akhir Misi
Segenggam Harapan
Derap Merdeka Bangsaku
Sampai kapan
Bilur-Mu ... Tuhan
Waktuku sudah dekat
Wahai Cahaya ...
Bertaut dalam doa
Wajah Bundaku....
Duduk di Kursi Reot ...
Putih Melati ...
Cinta bagaikan maut
Kopi Pagi Menghangat
Jiwanya Tak Kupunya Lagi
Kilas balik
Di sepertiga malam ...
Menanti Dalam Sunyi...
Kopiku tak lagi nikmat ...
Pergilah ...
Hujan Mencurahkan Airnya
Cinta tak kembali ...
Memburu Cinta ...
Menyapa Hening yang Datang
Ketika Malaikat Kerubin Menyapa ...
Tetamu Mudaku
Cinta Bagaikan Maut ...
Katakan Sepatah Kata Saja ...
Bertemu nanti
Sendiri
Pulanglah dalam Damai-Nya
Aku Ingin Bercerita
Boleh kupinjam Ruh-Mu
Meniti harapan Baru
Senja sehabis hujan
Aku Terbangun dari Mimpi ...
Roti Surga
Pulang
Sesaat tertegun
Duduk dalam Heningku
Siang Mendung Bercerita
Mulut Seorang Pengkhianat
Senja terketuk pintu
Wahai semesta
Menutup Pintu Hatiku
Teruslah Berjalan
Mari kugandeng dik
Satu Waktu
Aku melihatmu
Pintaku Pada Maha Dewa
Dalam doa kita
Hening merasuk
Engkau setia
Mohon Berkat-Mu
Bertemu nanti
Sabtu Malam
Bisikan Semesta
Pagi menjelang
Kehilangan Rasa Rindu
Aku Masih Menantimu
Secangkir kopiku
Kulepaskan
Di Manakah Dikau Satria
Di manakah gerangan satria Jiwa
Kasih Setia
Kekasih sudah kembali
Dalam Sunyi
Enggan beranjak
Ruang kita
Syukur Atas Rahmat
Hati berdenyut